Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu membaca Q.S.at- Tiin
dengan tartil, mengetahui makna Q.S.at- Tiin dengan benar, mencontohkan
perilaku saling mengingatkan dalam hal kebajikan sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S.at- Tiin, memiliki sikap saling mengingatkan dalam kebajikan
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.at- Tiin.
A. Membaca Surat at-Tin
Surat At
Tiin ( سورة التين
) adalah surah ke-95 dalam Al-Quran. Surah ini terdiri dari 8 ayat, termasuk
golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Buruuj. Nama At Tiin
diambil dari kata At Tiin yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang
artinya buah Tin.
Tata Cara
Membaca
Tata cara
membaca al-Qur’ān dimulai dengan isti’adzah dan basmalah. Kemudian cermati
dengan baik al-Qur’ān Surat at-Tiin berikut ini. Bagi yang sudah lancar
membaca,langsung saja membaca dengan tartil. Tartil artinya membaca sesuai
dengan kata, tanda dan barisnya. Dibaca dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.Bagi
yang belum pandai membaca, perhatikan dengan baik cara guru atau temanyang
sudah lancar membaca atau melafalkan Surat at-Tiin.
Ikuti
langkah-langkah cara belajar membaca al-Qur’ān yang mudah berikut ini:
- Perhatikan tanda baca fathah (ـــــــــــَــــــ), kasrah ( ـــــــــــِــــــ
), dhammah ( ــــــــــُــــــ ), sukūn ( ــــــــــْـــــــ ) dan tasydid ( ـــــــــــّـــــــــ
) pada huruf al-Qur’ān. Contoh huruf bertasydid : دّ = dd, اّدَّ
dibaca = adda
- Bacalah dari sebelah kanan, dengan suara yang jelas, bukan hanya dalam hati.
- Huruf yang tidak berharakat atau bertanda baris tidak dibaca.
- Contoh
: وَالتِّيْنِ bunyi wa langsung dihubungkan ke huruf ta
bertasydid dibaca watti,ada dua huruf yang dilewati yaitu huruf alif dan lam.
- Perhatikan perubahan syakal dan huruf-hurufnya.
- Cermati bapak atau ibu gurumu ketika membaca dan melafalkan ayat al-Qur’ān.
- Bacalah berulang-ulang sampai lancar!
- Bacalah surat at-Tin berikut ini dengan tartil !
اَلتِّيْن
At Tin: Buah Tin
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِ ﴿:١
wattiini waz zaituun
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, [1]
وَطُوْرِ سِيْنِيْنَ ﴿:٢
watuuri siiniin
2. demi Gunung Sinai, [2]
وَهٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِيْنِ ﴿:٣
wahaadzal baladil amiin
3. dan demi negeri (Mekah) yang aman ini;
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ
﴿:٤
laqod kholaqnal insaana fii ahsani taqwiim
4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya,
ثُمَّ رَدَدْنٰهُ أَسْفَلَ سٰفِلِيْنَ ﴿:٥
tsumma rodadnaahu asfala saafiliin
5. kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya,
إِلَّا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ
فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍ ﴿:٦
illal ladziina aamanuu wa’amilus shoolihaati
falahum ajrun ghoiru mamnuun
6. kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada
putus-putusnya,
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّيْنِ ﴿:٧
famaa yukadzdzibuka ba’du bid diin
7. Maka apa yang menyebabkan (mereka)
mendustakanmu (tentang) hari pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan)
itu?
أَلَيْسَ اللهُ بِأَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ ﴿:٨
alaisalloohu bi-ahkamil haakimiin
B.
Menghafal Surat at-Tin
Cara mudah menghafal, mulailah dari ayat
pertama. Bacalah berulang-ulang sampai hafal. Lanjutkan ayat kedua dengan cara
yang sama sampai hafal. Kemudian ayat ketiga dengan cara yang sama sampai
hafal. Untuk memantapkan hafalan tiga ayat tersebut, ulangilah seraya meminta
kepada ayah atau ibu untuk menyimak hafalanmu ayat satu, dua, dan tiga
sekaligus sampai mahir.
Setelah tiga ayat di atas hafal dan lancar,
maka hafalan dilanjutkan ke ayat keempat sampai lancar. Setelah itu dilanjutkan
ayat kelima, dibaca secara berulang-ulang sampai hafal dan lancar. Untuk
memantapkan hafalan ayat pertama sampai dengan ayat kelima, ulangilah hafalan
tersebut mulai dari ayat pertama sampai dengan ayat kelima dengan meminta
bantuan kepada ayah/ibu, atau teman untuk menyimaknya.
Setelah kelima ayat sebelumnya hafal dengan
mahir dan lancar, maka hafalan boleh dilanjutkan ke ayat keenam saja karena
ayatnya panjang. Caranya seperti menghafal ayat pertama, yaitu diulang-ulang
sampai hafalan mahir dan lancar.
Untuk memantapkan hafalan ke enam ayat sebelumnya,
maka bersabarlah mengulangi kembali hafalan ayat pertama sampai dengan ayat
keenam. Setelah itu baru boleh melanjutkan hafalan ayat ketujuh dan kedelapan.
Terakhir, semua hafalan dari ayat pertama
sampai dengan ayat kedelapan surat at-Tin harus bagus dan mantap baik hafalan
maupun panjang pendek bacaan, dan pelafalan setiap huruf. Dengan demikian,
sudah siap untuk diuji di depan bapak atau ibu guru maupun teman-teman.
C.
Menulis Surat at-Tin
Aku harus dapat menulis huruf al-Qur’ān dengan
baik. Karena menulis huruf al-Qur’ān akan memperoleh ilmu dan keterampilan
serta pahala dari Allah Swt. Menulis huruf al-Qur’ān tidaklah sulit, asalkan
rajin dan teliti, serta penuh kesabaran.
Dalam menulis huruf-huruf al-Qur’ān sebaiknya
memperhatikan letak huruf-hurufnya. Ada huruf yang ditulis letaknya di atas
garis buku, ada pula huruf yang ditulis memotong garis buku.
Arti Kata-kata
1.
Demi (buah) Tin = وَالتِّيْنِ
2.
dan (buah) Zaitun = وَالزَّيْتُوْنِ
3.
demi Gunung Sinai = وَطُوْرِ سِيْنِيْنَ
4.
dan ini = وَهٰذَا
5.
negeri (Mekah) = الْبَلَدِ
6.
yang aman = الْأَمِيْنِ
7.
sesungguhnya = لَقَدْ
8.
Kami telah menciptakan = خَلَقْنَا
9.
manusia = الْإِنْسٰنَ
10. dalam = فِىٓ
11. sebaik-baik = أَحْسَنِ
12. bentuk/rupa = تَقْوِيْمٍ
13. kemudian = ثُمَّ
14. Kami kembalikan dia = رَدَدْنٰهُ
15. tempat yang serendah-rendahnya =
أَسْفَلَ سٰفِلِيْنَ
16. kecuali orang-orang yang = إِلَّا الَّذِيْنَ
17. beriman = ءَامَنُوا۟
18. dan mengerjakan =
وَعَمِلُوا۟
19. kebajikan = الصّٰلِحٰتِ
20. maka bagi mereka = فَلَهُمْ
21. pahala = أَجْرٌ
22. tidak putus-putus = غَيْرُ مَمْنُوْنٍ
23. maka apakah = فَمَا
24. menyebabkan (mereka) mendustakanmu = يُكَذِّبُكَ
25. sesudah = بَعْدُ
26. hari pembalasan = بِالدِّيْنِ
27. bukankah = أَلَيْسَ
28. Allah = اللهُ
29. paling bijaksana/adil = بِأَحْكَمِ
30. hakim = الْحٰكِمِيْنَ
Kandungan
Surat at-Tin
Ayat
Pertama
Tin adalah buah yang enak dan lembut serta
cepat dicerna. Ia menjadi obat yang banyak manfaatnya, memperhalus fsik,
mengencerkan dahak, membersihkan ginjal, menghancurkan batu pada saluran air
seni, menggemukkan badan dan dapat melonggarkan rongga hati dan limpa. Zaitun
adalah buah yang memiliki keistimewaan karena kandungan minyaknya yang
berlimpah sehingga dapat dipergunakan di daerah yang kurang memiliki minyak.
Ayat Kedua
Gunung Sinai terletak di Semenanjung Sinai,
lintasan antara Tanah Mesir ke Israil, Arab, dan Mesopotamia. Gunung setinggi
2,285 meter ini juga dikenal dengan nama Jabal Musa (Gunung Nabi Musa), karena
di tempat ini, Nabi Musa menerima wahyu pertama dan diangkat menjadi Rasul.
Pada malam mi’rāj, Rasulullah saw. berhenti sebentar di tempat ini dan
melaksanakan salat sebagai penghormatan beliau pada kesucian tempat tersebut.
Ayat Ketiga
Kota yang aman adalah kota Mekah (Lihat Gambar
1.5, Mekah). Kota ini disebut dengan kota yang aman karena siapa pun yang
memasukinya terjaga keamanan dan keselamatannya. Kota Mekah juga disebut
sebagai Ummul Qurā’ dan Tanah yang Aman. Kota ini banyak menyimpan sejarah
sejak zaman Nabi Ibrahim a.s.
Ayat
Keempat
Allah Swt. menjadikan manusia dalam sebaik-baik
bentuk. Proses kejadian manusia tidak sama dengan kejadian makhluk-makhluk
lain. Manusia memiliki akal, jasmani, rohani, dan nafsu. Anggota tubuh manusia
serasi dan seimbang sehingga tampak indah, cantik, dan memudahkan untuk
melakukan kegiatan. Sedangkan hewan hanya memiliki jasmani dan nafsu saja.
Manusia harus mampu menjaga keseimbangan yang dimilikinya agar supaya menjadi
mulia. Apabila manusia mengutamakan nafsunya, maka ia turun derajatnya seperti
hewan. Selain rohani, manusia dibekali dengan akal pikiran agar supaya dapat
membedakan yang baik dan yang buruk.
Ayat Kelima
Allah Swt. mengingatkan manusia, sekali pun
mereka sempurna, tetapi dapat turun derajatnya menjadi hina karena pengetahuan,
sikap, dan perilakunya apabila telah keluar dari aturan yang telah ditetapkan
oleh Allah Swt. melalui rasul-Nya.
Ayat Keenam
Orang-orang yang tidak pernah hina adalah
mereka yang beriman dan melaksanakan amal sālih. Orang yang demikian itu akan
selamat dari kehinaan dunia dan akhirat.
Ayat
Ketujuh
Pada hari kiamat nanti ada hari pembalasan
terhadap perbuatan manusia yang baik dan buruk. Manusia seharusnya tidak
meragukan adanya hari pembalasan, karena Allah Swt. sudah menunjukkan
bukti-buktinya. Allah Swt. memberikan akal kepada manusia untuk berpikir
tentang ciptaan-Nya, dan hati untuk merasakan iman. Pertanyaan Allah Swt. itu
untuk mengingatkan adanya hari kiamat agar manusia tidak lupa dan lalai
sehingga terjerumus dalam dosa dan kehinaan.
Ayat
Kedelapan
Allah Swt. adalah Yang Maha Mengetahui, sebagus-bagus
pencipta dan pengatur segala urusan. Allah Swt. yang memberi keputusan atas
segala persoalan. Tiada perbuatan walau sekecil atom pun yang dapat terlepas
dari pengadilan-Nya. Pengadilan Allah Swt. adalah sebaik-baik pembuat
keputusan.
Allah Swt. Maha Pengasih kepada hamba-Nya. Ia
senantiasa mengingatkan agar manusia tidak lupa diri. Jika ternyata manusia
masih melakukan dosa, maka karena keadilan-Nya, manusia akan menanggung akibat
dan pembalasan atas dosanya itu. Allah Swt. juga telah menyiapkan kenikmatan
bagi orang yang menjalankan syari’atnya.
Contoh
Kelebihan Manusia dari Makhluk lain
- Bertutur kata lembut dan santun kepada orang tua, guru, teman, tetangga.
- Menutupi aurat, dan memilih model dan warna yang serasi dan disenangi.
- Mengonsumsi makanan dan minuman halal dan bergizi sesuai dengan selera.
- Berkumpul dan bersilaturahim sesama teman dengan baik dan tidak menyakiti.
- Menggunakan anggota tubuh sesuai fungsinya terhadap hal-hal yang dibolehkan agama.
joooos
BalasHapus